Siapa Butuh Pemrograman? Bagian 2 habis

Artikel kali ini merupakan kelanjutan dari artikel yang pertama berjudul Siapa Butuh Pemrograman (Bagian 1).
Para pengembang program aplikasi menyadari benar hal tersebut. Karena itu umumnya mereka menyediakan perkakas-perkakas tertentu dalam program aplikasi yang mereka kembangkan sehingga para penggunanya dapat melakukan modifikasi hingga batas tertentu untuk mendapatkan fitur-fitur yang mereka butuhkan.
Sebagai contoh, Microsoft Office menyediakan VBA (Visual Basic for Application) untuk aplikasi Word, Excel, dan Access. Contoh lain adalah Macromedia yang menyediakan skrip pemrograman ActionScript untuk Flash, juga 3Ds Max juga menyediakan skrip pemrogramannya sendiri. Bahkan, aplikasi-aplikasi game yang menyediakan berbagai macam cheat code juga bisa disebut sebagai suatu bentuk pemrograman yang paling sederhana.
Dengan adanya berbagai fitur pemrograman tersebut, diharapkan pengguna suatu aplikasi dapat mengembangkan sendiri aplikasi-aplikasi “kecil” sesuai dengan kebutuhannya.
Kembali ke pertanyaan yang menjadi judul artikel ini, “siapa butuh pemrograman?” Berdasarkan uraian diatas, jawabannya bisa jadi adalah semua pengguna komputer. Perlu contoh? Baik.
Seorang dosen akan sangat terbantu apabila dia menyimpan daftar nilai mahasiswanya ke dalam sebuah spreadsheet karena umumnya seorang mahasiswa akan menghadapi dua sampai tiga kali ujian. Dengan bantuan spreadsheet, nilai total seorang mahasiswa-biasanya merupakan gabungan (dengan proporsi tertentu) dari beberapa nilai ujian yang dihadapinya-bisa diperoleh dengan mudah. Setelah nilai total didapat, sang dosen sekarang akan melakukan konversi nilai-nilai tersebut menjadi A, B, C, D, dan E.
Masalahnya sekarang, berapa banyak dosen yang tahu bahwa melakukan konversi ke nilai A, B, C, D, dan E tersebut dapat dilakukan dengan pemrograman? Sekalipun telah menggunakan spreadsheet, pasti masih banyak yang melakukan konversi tersebut secara manual. Artinya pada sebuah kolom terdapat nilai mahasiswa dan kolom disebelahnya sang dosen akan memasukkan huruf yang sesuai untuk nilai tersebut secara manual.
Jika jumlah mahasiswanya 300 orang, bisa dibayangkan betapa lelahnya sang dosen. Padahal jika mengerti tentang pemrograman (cukup mengerti sedikit saja, tidak perlu banyak-banyak), konversi tersebut bisa dilakukan dengan mudah, hanya dengan beberapa kata kunci pemrograman saja. Dan jika mahasiswanya berjumlah 300, konversi dengan pemrograman tersebut hanya perlu dilakukan terhadap satu item saja, 299 sisanya tinggal disalin saja. Bayangkan penghematan waktu dan tenaga diperoleh sang dosen.
Dengan contoh yang diberikan tersebut, terbukti bahwa pemrograman tidak harus digunakan untuk membuat aplikasi-aplikasi besar, rumit, dahsyat, dan harus dikerjakan oleh seorang programmer andal. Barangkali hanya dengan kemampuan pemrograman yang relatif sederhana, sebuah aplikasi sederhana yang sesuai dengan kebutuhan bisa dibuat.
Selamat belajar pemrograman.
Baca artikel dalam versi offline download disini. Ukuran file (15 KB).

Related Posts :



Comments :

0 komentar to “Siapa Butuh Pemrograman? Bagian 2 habis”

Post a Comment

 
Sudah berlangganan artikel KodeProgrammer via E-mail? Join Now